Judul : Profil Ir. Syarif Widjaya, Ph.D Dirjen Perikanan Tangkap
link : Profil Ir. Syarif Widjaya, Ph.D Dirjen Perikanan Tangkap
Profil Ir. Syarif Widjaya, Ph.D Dirjen Perikanan Tangkap
Syarif widjaya |
Profil Ir. Syarif Widjaya, Ph.D Dirjen Perikanan Tangkap - Dirjen Perikanan Tangkap Yang saat ini di Pimpin oleh seorang Yang mempunyai kemampuan Manejerial yang sangat mumpuni. Pernah menjabat sebagai kepala badan pengembangan SDM kelautan dan perikanan menjadi sosok ini sangat tepat untuk menahkodai Salah Satu ekselon satu di Kementrian yang di pimpin oleh ibu susi pudjiastuti yaitu Kementrian kelautan dan perikanan.
Profil Ir. Syarif Widjaya, Ph.D yang juga merupakan Guru Besar di Universitas di surabaya juga berharap banyak agar Dirjen Tangkap akan menjadikan Perikanan dan Kelutan Menjadi lebih Maju.
Komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan ngtmelkap alui dirjen perikanan dalam mewujudkan penataan pengelolaan kelautan dan perikanan bukanlah pepesan kosong belaka. Segudang gebrakan kebijakan telah diterbitkan, upaya itu dilakukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Demi tercapainya kedaulatan pangan laut sebagai salah satu pilar sebagai poros maritim dunia tersebut maka sektor kelautan dan perikanan harus menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional,
Melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) pula, pada tahun 2017 KKP telah menyiapkan Rp 467 milyar untuk membangun 1.068 unit kapal perikanan dengan beragam ukuran. Rencananya, kapal yang akan dibangun berukuran di bawah 5 GT sebanyak 449 unit, kapal 5 GT 498 unit, kapal berbobot 10 GT 92 unit, kapal dengan berat 20 GT sebanyak 3 unit, 20 unit kapal ukuran 30 GT dan 3 unit kapal penangkap berukuran 120 GT dari baja. Selain itu akan dibangun pula kapal pengangkut berukuran 100 GT dari baja sejumlah 3 unit.
Untuk melengkapi kapal bantuan tersebut, dibangun pula alat penangkapan ikan sebanyak 2.990 paket dengan total anggaran Rp 79 milyar. Bantuan alat penangkapan ikan itu terdiri dari gillnet dengan 59 spesifikasi, trammelnet 2 spesifikasi, rawai hanyut 3 spesifikasi, rawai dasar 3 spesifikasi, bubu 5 spesifiksi, pancing tonda 1 spesifikasi, pole and line 1 spesifikasi dan handline 15 spesifikasi. Disamping bantuan alat penangkap ikan tersebut, untuk memudahkan dan memfasilitasi nelayan memperbaiki mesin dan kapalnya disiapkan pula bengkel di 20 Pelabuhan.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja mengungkapkan tujuan pemberian bantuan sarana penangkapan ikan yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta mengoptimalkan sumber daya perikanan tangkap. “Potensi perikanan Indonesia meningkat, sejak diberlakukannya moratorium kapal asing, pemberantasan IUU fishing yang masif serta pelarangan alat penangkapan ikan yang merusak lingkungan. Hal ini juga berkontribusi meningkatkan hasil tangkapan nelayan,” tuturnya.
Sjarief mengakui, jumlah bantuan kapal perikanan dengan ukuran di bawah 30 GT lebih banyak dibandingkan dengan ukuran 30 GT ke atas. Bukan tanpa tujuan, hal ini untuk memberdayakan nelayan kecil agar mampu memanfaatkan sumber daya ikan yang berlimpah.
“Ikan tidak hanya ada di tengah laut, bahkan sudah ke pinggir karena dampak kebijakan KKP tentang keberlanjutan sumber daya ikan. Kita akan memberikan pelatihan kepada nelayan-nelayan kecil agar mampu mengoperasikan kapal dan alat penangkapan ikan bantuan KKP,” ujar Sjarief optimis.
Lebih lanjut Sjarief menjelaskan, proses pengadaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan tersebut menggunakan mekanisme pelelangan umum dan e-katalog bekerja sama dengan lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah (LKPP) untuk mengedepankan transparansi, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi. Proses tersebut dilakukan secara terbuka untuk semua galangan kapal nasional baik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta dapat berpartisipasi.
Sasaran pengadaan paket bantuan kapal perikanan ini adalah terbangunnya kapal perikanan berbahan fiberglass yang laik laut, laik tangkap dan laik simpan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan serta memperhatikan kearifan lokal dan penyerahan yang tepat waktu.
Sedangkan kriteria kapal perikanan tersebut telah disusun desain dan spesifikasinya oleh tim desain (tim rancang bangun) yang beranggotakan para profesional dari Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan, Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP, Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Biro Klasifikasi Indonesia.
KKP tidak hanya fokus pada pengadaan fisik kapal-nya saja tetapi sekaligus mempersiapkan kapasitas nelayannya serta permodalan dengan melibatkan lembaga permodalan maupun mitra stretagis lainnya agar bantuan kapal yang diberikan benar-benar bermanfaat, tepat guna dan tepat sasaran.
“Kita sudah lakukan identifikasi spesifikasi desain kapal berdasarkan karakteristik perairan, kearifan lokal dan kebutuhan nelayan calon penerima bantuan. Bahkan uji coba prototype yang sesuai dengan kebutuhan nelayan juga sudah dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap beberapa waktu lalu. Banyak nelayan yang hadir, dari Pangandaran, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, nelayan pesisir barat dan Maluku,” papar Sjarief.
Calon penerima bantuan juga turut terlibat dalam proses pengadaan bantuan sarana penangkapan ikan ini. Mulai saat perencanaan, pembangunan dan pengawasan pembangunan hingga mendatangkan calon penerima ke galangan kapal untuk menentukan langsung kapal bantuan.
“Dalam waktu dekat, kita akan gelar rapat pleno yang melibatkan seluruh stakeholder dari penyedia bahan pembuatan kapal, galangan, penyedia mesin, pemerintah daerah serta perbankan agar terjadi sinergitas sehingga setelah pertengahan tahun semua bantuan telah selesai, bantuan tersebut dapat segera terdistribusi ke nelayan,” imbuhnya
Sementara itu, KKP akan membenahi kapal-kapal bantuan seperti inka mina dan mina maritim yang mangkrak dengan menarik kapal-kapal tersebut, memperbaikinya dan mendistribusikan ulang dengan menggandeng mitra strategis seperti BUMN Perikanan yang juga akan bekerjasama dengan koperasi-koperasi di daerah.
“Nantinya kapal-kapal tersebut akan mengisi perairan Indonesia, perairan kita harus ditutup dengan kapal-kapal Indonesia untuk mengatasi illegal fishing dan juga menjaga perbatasan. Sabang, Natuna, Arafura dan Marauke, Saumlaki, Sebatik, dan titik lainnya akan diisi oleh kapal-kapal BUMN Perikanan,” imbuhnya
0 komentar:
Posting Komentar