Judul : Hari Nelayan Tak Semeriah Kehidupan nya
link : Hari Nelayan Tak Semeriah Kehidupan nya
Hari Nelayan Tak Semeriah Kehidupan nya
Nelayan Modern |
profesi nelayan.Sebagai Negara kepulauan sudah seharusnya sektor kelautan dan perikanan menjadi penyangga utama kehidupan di indonesia. Negara sekaya dan seluas laut Indonesia maka nelayan merupakan salah satu mata pencaharian yang mempunyai kontribusi besar, Baik secara kuantitas jumlah mauapun secara pendapatan. Yang menjadi persoalaan adalah dimana nasib nelayan yang saat ini kurang di minati oleh generasi muda karena kesejahteraan dan kurang menjanjikannya
Kurang meriahnya peringatan hari nelayan yang kalah dengan hari buruh atau yang lainnya disebabkan oleh beberapa faktor. faktor tersebut antara lain :
- Minimnya pengetahuan masyarakat akan adanya Hari Nelayan Nasional
Kurangnya sosialisasi dan rasa memiliki disinyalir menjadi salah satu sebab mengapa hal itu bisa terjadi. Bahkan para nelayan sendiri sebagian besar masih awam dengan Hari Nelayan Nasional. Peringatan Hari Nelayan kini lebih dimaknai pada aspek historisnya, ketimbang keberlanjutan eksistensinya sebagai pemasok protein atau hasil laut serta sumber tumbuh-kembangnya pengetahuan kebaharian. Sebenarnya pada era pemerintahan sekarang dimana tekad untuk menjadikan negara indonesia sebagai negara maritim maka pondasi yang pas untuk mewujudkan nya melalui peringatan hari nelayan nasional.
Menilik data aktual dari Kementeriaan Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan bahwa telah terjadi pertumbuhan negatif jumlah nelayan tangkap pada periode 2004-2008, sehingga kini hanya menyisakan kurang dari 2,8 juta saja. Bila dikalkulasi lebih jauh berdasarkan data pada rentang waktu tersebut maka akan didapat hasil statistik bahwa rata-rata setiap tahun Indonesia kehilangan 31.000 nelayan atau rata-rata 116 nelayan setiap hari. Bahkan pada data terakhir lebih memperihatinkan karena banyaknya pengaruh di larangnya beberapa alat tangkap. Sedangkan alat tangkap tersebut inilah yang menjadikan nelayan pada saat ini masih eksis. seperti hanya alat tangkap cantrang dan arad yang pada akhir akhir mulai akan di larang bukan tidak mungkin jumlah nelayan akan berkurang drastis. Seperti hanya di jawa tengah yangh memiliki sekitar kurang lebih 5000 nelayan arad, di Banten sekitar ada 800 nelayan arad, di jawa barat ada sekitar 2000 nelayan arad lantas adakah jaminan bahwa kesemuanya akan terus melaut.
Miris dan Sungguh ironis membaca data yang dirilis oleh KKP tersebut. melihat kehidupan sosial dari nelayan yang masih terjerat oleh tengkulak pun semakin banyak. Nelayan yang bertaruh nyawa sedangkan para tengkulak setiap harinya harus memeras keringat dan perjuangan para nelayan. Nelayan dipaksa untuk terus menjual hasil tangkapannya kepada si tengkulak. Padahal negara Indonesia merupakan negara maritim yang mana dua per tiga dari seluruh wilayahnya dipenuhi hamparan laut yang begitu luas. Lantas semboyan poros maritim dan negara maritim hanya sebagai seremonial belaka atau hanya sebagai suatu kebanggaan yang tanpa ada rasa memiliki.
Semoga ke depan Harapannya Pemerintah lebih memperhatikan nasib nelayan untuk bisa terus bersaing dan menjadikan nelayan sebagai profesi yang menjanjikan. Jangan sampai bangsa Indonesia yang lautnya kaya tetapi nelayannya dari negara luar. Jangan sampai Indonesia yang sumber daya perikanan dan kelautannya besar suatu ketika nanti mengimpor ikan dari negara lain hanya karena sudah tidak ada lagi warga negaranya yang berminat menjadi nelayan. Selamat Hari Nelayan Nasional!
0 komentar:
Posting Komentar